Senin, 28 September 2009

Metamorfosis Sempurna

&

Metamorfosis Tidak Sempurna

Insecta
Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.

Ciri-ciri Insecta, antara lain:

-

Tubuh dapat dibedakan dengan jelas antara kepala, dada dan perut.

-

Kepala dengan:

a.

Satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal (ocellus), dan satu pasang antena sebagai alat peraba.

b.

Alat mulut yang disesuaikan untuk mengunyah, menghisap, menjilat dan menggigit.

-

Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila), dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium)

-

Dada (thorax) terdiri atas tiga ruas yaitu prothorax,mesothorax dan metathorax. Pada segmen terdapat sepasang kaki.



-

Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya yakni:
a. kaki untuk menggali (anjing tanah)
b. kaki untuk meloncat (belalang)
c. kaki untuk berenang (kumbang air)
d. kaki untuk pengumpul serbuk sari
e. kaki untuk berjalan (kumbang tanah)
f. kaki untuk memegang (belalang sembah)


Pada setiap mesotoraks (mesothorax) dan metatoraks (metathorax) terdapat dua pasang sayap, tetapi ada pula yang tidak memiliki sayap.

-

Perut (abdomen) memiliki sebelas (11) ruas atau beberapa ruas saja. Pada belalang betina, bagian belakang perut terdapat ovipositor yang berfungsi untuk meletakkan telurnya. Pada segmen pertama terdapat alat pendengaran atau membran tympanum.

-

Alat pencernaan terdiri atas: mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus, rektum dan anus.

-

Sistem saraf tangga tali.

-

Sistem pernafasan dengan sistem trakhea.

-

Sistem peredaran darah terbuka.

-

Alat kelamin terpisah (jantan dan betina), pembuahan internal.

-

Tempat hidup di air tawar dan darat.

-

Umumnya serangga mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) dari telur sampai dewasa.




Untuk menguji kemampuan Anda, cobalah jawab pertanyaan berikut.

1.

Cobalah bandingkan perbedaan ciri-ciri Insecta dengan Myriapoda.

2.

Perhatikan gambar struktur tubuh belalang, tunjukkan urutan sistem pencernaannya!

Bila Anda kesulitan untuk menjawabnya, cobalah baca sekali lagi uraian di atas dengan seksama. Kemudian coba jawab kembali pertanyaan tersebut. Berikutnya Anda dapat mempelajari mengenai klasifikasi serangga.

Klasifikasi (penggolongan) Insecta (serangga)
Serangga dalam perkembangannya menuju dewasa mengalami metamorfosis. Metamorfosis adalah perubahan bentuk serangga mulai dari larva sampai dewasa. Adapula serangga yang selama hidupnya tidak pernah mengalami metamorfosis, misal kutu buku (Episma saccharina). Berdasarkan metamorfisnya, serangga dibedakan atas dua kelompok, yaitu: Hemimetabola dan Holometabola.

Hemimetabola
Hemimetabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Hemimetabola serangga mengalami tahapan perkembangan sebagai berikut:

1.

Telur

2.

Nimfa, ialah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit.

3.

Imago (dewasa), ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya.



Kelompok Hemimetabola meliputi beberapa ordo, antara lain:
1. Achyptera atau Isoptera
2. Orthoptera
3. Odonata
4. Hemiptera
5. Homoptera


Berikut pelajarilah uraian ordo-ordo tersebut satu persatu dan dimuali dari ordo Archyptera/Isoptera.

1.

Ordo Archyptera atau Isoptera

Ciri-ciri ordo Archyptera:

-

Metamorfosis tidak sempurna.

-

Mempunyai satu pasang sayap yang hampir sama bentuknya. Kedua sayap tipis seperti jaringan.

-

Tipe mulut menggigit.
Contoh: Reticulitermis flavipes (rayap atau anai-anai)

Keterangan:

Pada rayap terjadi polimorfisme, artinya di dalam satu spesies terdapat bermacam-macam bentuk dengan tugas yang berbeda. Rayap hidup berkoloni, dalam koloni ini terjadi pembagian tugas kerja, yaitu:

-

Ratu, yakni laron (rayap betina fertil). Biasanya tubuh gemuk dan tugasnya adalah bertelur.

-

Raja, yaitu laron (rayap jantan fertil), tugasnya melestarikan keturunan.

-

Serdadu, rayap yang bertugas mempertahankan sarang dan koloni dari gangguan hewan lain.

-

Pekerja, rayap yang bertugas memberi makan ratu dan raja, serta menjaga sarang dari kerusakan. Sifat rayap pekerja dan rayap serdadu bersifat steril.



2.

Ordo Orthoptera (serangga bersayap lurus)

Ciri-ciri ordo Orthoptera:

-

Memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan sempit disebut tegmina. Sayap belakang tipis berupa selaput. Sayap digunakan sebagai penggerak pada waktu terbang, setelah meloncat dengan tungkai belakangnya yang lebih kuat dan besar.

-

Hewan jantan mengerik dengan menggunakan tungkai belakangnya pada ujung sayap depan, untuk menarik betina atau mengusir saingannya.

-

Hewan betinanya mempunyai ovipositor pendek dan dapat digunakan untuk meletakkan telur.

-

Tipe mulutnya menggigit.

Contoh:

- Belalang (Dissostura sp)
- Belalang ranting (Bactrocoderma aculiferum)
- Belalang sembah (Stagmomantis sp)
- Kecoak (Blatta orientalis)
- Gangsir tanah (Gryllotalpa sp)
- Jangkrik (Gryllus sp)


3.

Ordo Odonata

Ciri-ciri Ordo Odonata:

- Mempunyai dua pasang sayap
- Tipe mulut mengunyah
- Metamorfosis tidak sempurna
- Terdapat sepasang mata majemuk yang besar
- Antenanya pendek
- Larva hidup di air
- Bersifat karnivora

Contohnya :
- Capung (Aeshna sp)
- Capung besar (Epiophlebia)

4.

Ordo Hemiptera (bersayap setengah)

Ciri-ciri Hemiptera :

-

Mempunyai dua pasang sayap, sepasang tebal dan sepasang lagi seperti selaput.

-

Tipe mulut menusuk dan mengisap

-

Metamorfosis tidak sempurna.

Contohnya :
- Walang sangit (Leptocorixa acuta)
- Kumbang coklat (Podops vermiculata)
- Kutu busuk (Eimex lectularius)
- Kepinding air (Lethoverus sp)


5.

Ordo Homoptera (bersayap sama)

Ciri-ciri Homoptera :

- Tipe mulut mengisap
- Mempunyai dua pasang sayap
- Sayap depan dan belakang sama, bentuk transparan.
- Metamorfosis tidak sempurna.

Contohnya :
- Tonggeret (Dundubia manifera)
- Wereng hijau (Nephotetix apicalis)
- Wereng coklat (Nilapervata lugens)
- Kutu kepala (Pediculushumanus capitis)
- Kutu daun (Aphid sp)


Kelompok Holometabola
Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah telur – larva – pupa – imago. Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ. Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan.

Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Holometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu ordo:
1. Neuroptera
2. Lepidoptera
3. Diptera
4. Coleoptera
5. Siphonoptera
6. Hymenoptera

Selanjutnya pelajarilah uraian tiap-tiap ordo dan dimulai dengan ordo Neuroptera.

1.

Ordo Neuroptera (serangga bersayap jala)

Ciri serangga ini adalah mulut menggigit, dan mempunyai dua pasang sayap yang urat-uratnya berbentuk seperti jala.
Contoh: undur-undur – metamorfosis sempurna (siklus hidupnya: telur, larva, pupa (kepompong), imago)

2.

Ordo Lepidoptera (bersayap sisik)

Ciri-ciri ordo Lepidoptera:

-

Mempunyai 2 pasang sayap yang dilapisi sisik.

-

Metamorfosis sempurna, yaitu memiliki siklus hidup: telur – larva – kepompong (pupa) – imago

-

Pupa pada Lepidoptera dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a.

Pupa mummi: bagian badan kepompong terlihat dari luar

b.

Pupa kokon, bagian tubuh pupa terlindung kokon.

-

Tipe mulut mengisap dengan alat penghisap berupa belalai yang dapat dijulurkan.

Ordo Lepidoptera dibagi menjadi 2 sub ordo:

a.

Sub ordo Rhopalocera (kupu-kupu siang)
Contohnya:
- Hama kelapa (Hidari irava)
- Hama daun pisang (Erlonata thrax)
- Kupu-kupu pastur (Papiliomemnon)
- Kupu sirama-rama (Attacus atlas)

b.

Sub ordo Heterocera (kupu-kupu malam)
Sering juga disebut ngengat. Hidup aktif pada malam hari. Jika hinggap kedudukan sayap mendatar membentuk otot.
Contohnya:
- Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
- Ulat jengkol (Plusia signata)
- Kupu ulat sutra (Bombyx mori)


3.

Ordo Diptera (serangga bersayap dua buah/sepasang)

Ciri-ciri ordo Diptera:

-

Mempunyai sepasang sayap depan, dan satu pasang sayap belakang berubah menjadi alat keseimbangan yang disebut halter.

-

Mengalami metamorfosis sempurna.

-

Tipe mulut ada yang menusuk dan mengisap atau menjilat dan mengisap, membentuk alat mulut seperti belalai disebut probosis.

Contohnya:
- Lalat (Musca domestica)
- Nyamuk biasa (Culex natigans)
- Nyamuk Anopheles
- Aedes (inang virus demam berdarah)


Untuk membedakan nyamuk Culex, Anopheles dan Aedes perhatikan gambar 23 berikut ini!


4.

Ordo Coleoptera (bersayap perisai)

Ciri-ciri ordo Coleoptera:

-

Mempunyai dua pasang sayap.

-

Sayap depan keras, tebal dan mengandung zat tanduk disebut dengan elitra, sayap belakang seperti selaput.

-

Mengalami metamorfosis sempurna.

-

Tipe mulut menggigit.

Contoh:

a.

Kumbang kelapa (Orytec rhynoceros) menyerang pucuk kelapa, pakis, sagu, kelapa sawit dan lain-lain.

b.

Kumbang buas air (Dystisticus marginalis)

c.

Kumbang beras (Calandra oryzae)


5.

Ordo Siphonoptera (bangsa pinjal)

Ciri-ciri ordo Siphonoptera :

-

Serangga ini tidak bersayap, kaki sangat kuat dan berguna untuk meloncat.

-

Mempunyai mata tunggal.

-

Tipe mulut mengisap.

-

Segmentasi tubuh tidak jelas (batasan antara kepala – dada dan perut tidak jelas)

-

Metamorfosis sempurna

Contoh:

-

Pinjal manusia (Pubex irritans)

-

Pinjal anjing (Ctenocephalus canis)

-

Pinjal kucing (Ctenocephalus felis)

-

Pinjal tikus (Xenopsylla cheopis), pinjal pada tikus dapat menularkan kuman pes / sampar.

6.

Ordo Hymenoptera (bersayap selaput)

Ciri-ciri ordo Hymenoptera:

-

Mempunyai dua pasang sayap, tipis seperti selaput.

-

Tipe mulut menggigit.

Contoh:

-

Lebah madu (Apis mellifera)

-

Kumbang pengisap madu (Xylocopa) biasanya melubangi kayu pada bangunan rumah

Selesai sudah kita mempelajari klasifikasi Insecta, cobalah pelajari lagi dengan baik dan teliti kemudian coba Anda jawab pertanyaan berikut ini!
1. Tuliskan penggolongan Insecta tersebut !
2. Tuliskan masing-masing contohnya!
3. Sebutkan tipe-tipe mulut serangga! Apa perbedaannya?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas sebaiknya Anda baca dahulu dengan teliti mengenai klasifikasi Insecta, barulah setelah Anda pahami kemudian Anda jawab pertanyaannya. Jangan lupa cocokkan kembali jawaban Anda dengan bacaan di atas.

Peranan Insecta dalam Kehidupan Manusia
Seperti halnya hewan-hewan invertebrata lainnya, insecta pun ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan, diantaranya adalah:

1. Insecta yang menguntungkan

a.

Insecta terutama golongan kupu-kupu dan lebah sangat membantu para petani karena dapat membantu proses penyerbukan pada bunga.

b.

Insecta dibudidayakan karena dapat menghasilkan madu. Misal: lebah madu (Apis mellifera).

c.

Dalam bidang industri, kupu-kupu, ulat sutera membuat kepompong yang dapat menghasilkan sutra (contoh: Bombix mori).

d.

Untuk dimakan, misal laron, gangsir dan larva lebah (tempayak) yang dapat diperoleh secara musiman.

e.

Merupakan mata rantai makanan yang amat penting bagi kehidupan.

2. Beberapa insecta yang merugikan antara lain

a.

Menularkan beberapa macam bibit penyakit seperti tikus, kolera dan disentri oleh lalat dan kecoak.

b.

-

Merusak tanaman budidaya manusia, misal: belalang, kumbang kelapa, ulat.

-

Menyebabkan penyakit pada tanaman, misal: Nilapervata lugens (wereng) menyebabkan penyakit virus tungro, belalang (walang sangit) yang mengisap cairan biji padi muda sehingga tanaman padi menjadi puso.

c.

Parasit pada manusia (mengisap darah), misal: nyamuk, kutu kepala dan kutu busuk.

d.

Merusak bahan makanan yang disimpan (tepung kedelai) oleh berbagai Coleoptera, misal: kumbang beras.

e.

Serangga banyak yang hidup parasit pada ternak maupun ikan.

f.

Dapat merusak bahan bangunan, misal: kumbang kayu dan rayap.

Setelah Anda mempelajari manfaat serangga bagi kehidupan manusia, untuk lebih mengenal struktur dan fungsi bagian-bagian tubuh serangga sebagai contoh belalang, marilah kita lakukan kegiatan pengamatan. Lakukan pengamatan ini bersama teman-temanmu di sekolah (laboratorium), sebelumnya siapkan alat dan bahannya sebagai berikut.

ALAT

BAHAN

1. gunting

1. NaOH 10%

2. lup (kaca pembesar)

2. belalang

3. pinset

3. eter/kloroform

4. jarum pentul

5. tabung reaksi

6. cawan petri

7. pembakar spirtus

8. penjepit tabung reaksi


Adapun langkah-langkah kerjanya adalah:

1.

Matikan belalang dengan menggunakan eter/kloroform.

2.

Amati ketiga pasang kaki belalang tersebut, kemudian gambarkan lengkap dengan keterangan.

3.

Dengan menggunakan lup/kaca pembesar amati dan gambarkan struktur mata facet belalang.

4.

Amati bagian mulut dengan:

a.

memotong kepala belalang dengan menggunakan gunting tepat di leher

b.

masukkan kepala tersebut ke dalam larutan NaOH 10% dalam tabung reaksi

c.

masukkan jarum pentul untuk menahan goncangan,

d.

panaskan larutan NaOH, usahakan jangan sampai meluap,

e.

bila kepala belalang telah tenggelam ke dasar tabung reaksi, hentikan pemanasan

f.

angkat lalu cucilah kepala belalang tersebut dengan air,

g.

gunakan jarum pentul (ditusukkan) pada kepala belalang, amati dengan kaca pembesar (loupe),

h.

cocokkan bagian itu dengan gambar (A).




Dengan berakhirnya Anda melaksanakan praktikum mengamati serangga, berarti telah selesai mempelajari Insecta (serangga).

Metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas, melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel.

Beberapa serangga, amfibi, mollusca, crustacea, echinodermata, dan tunicata mengalami proses metamorfosis, yang biasanya (tapi tidak selalu) disertai perubahan habitat atau kelakuan.


Seekor
capung sedang melakukan ekdisis terakhirnya, bermetamorfosis dari bentuk nimfanya

Metamorfosis serangga

Perbandingan lama metamorfosis

Spesies

Telur

Larva/Nimfa

Pupa

Dewasa

Lalat rumah

1 hari

2 minggu

1 minggu

2 minggu

Kepik

4 hari

2 minggu

2 minggu

3-9 bulan

Monarch Butterfly

4 hari

2 minggu

10 hari

2-6 minggu

Periodical Cicada

1 bulan

13/17 tahun

tidak melewati tahapan ini

2 bulan

Mayfly

1 bulan

3 tahun

1 hari

Kecoa

1 bulan

3 bulan

9 bulan

Metamorfosis biasanya terjadi pada fase berbeda-beda, dimulai dari larva atau nimfa, kadang-kadang melewati fase pupa, dan berakhir sebagai spesies dewasa. Ada dua macam metamorfosis utama pada serangga, hemimetabolisme dan holometabolisme.



Metamorfosis tidak sempurna pada belalang

Fase spesies yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya disebut larva. Tapi pada metamorfosis kompleks pada kebanyakan spesies serangga, hanya fase pertama yang disebut larva dan terkadang memiliki nama yang berbeda.

Pada hemimetabolisme, perkembangan larva berlangsung pada fase pertumbuhan berulang dan ekdisis (pergantian kulit), fase ini disebut instar. Hemimetabolisme juga dikenal dengan metamorfosis tidak sempurna.

Pada holometabolisme, larva sangat berbeda dengan dewasanya. Serangga yang melakukan holometabolisme melalui fase larva, kemudian memasuki fase tidak aktif yang disebut pupa, atau chrysalis, dan akhirnya menjadi dewasa. Holometabolisme juga dikenal dengan metamorfosis sempurna. Sementara di dalam pupa, serangga akan mengeluarkan cairan pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Proses kematian sel disebut histolisis, dan pertumbuhan sel lagi disebut histogenesis.

Lama serangga menghabiskan waktunya pada fase dewasa atau pada fase remajanya tergantung pada spesies serangga itu. Misalnya mayfly yang hanya hidup pada fase dewasa hanya satu hari, dan cicada, yang fase remajanya hidup di bawah tanah selama 13 hingga 17 tahun. Kedua spesies ini melakukan metamorfosis tidak sempurna.

2. Metamorfosis amfibi



kecebong Dendrobates lamasi sedang melakukan metamorfosis.

Metamorfosis amfibi dimulai dari perubahan larva, yang disebut kecebong, menjadi dewasa. Dalam daur amfibi pada umumnya, telur diletakkan di dalam air. Kecebong akan keluar dari telur, dan berenang bebas di dalam air. Kecebong memiliki insang, ekor, dan mulut lingkaran kecil. Kecebong akan tumbuh, sampai ia bermetamorfosis. Metamorfosis dimulai dari perkembangan kaki belakang, kemudian kaki depan. Paru-paru berkembang, dan kecebong mulai berenang di permukaan air untuk bernapas. Usus memendek untuk memenuhi diet karnivora. Pada kodok, ekor terserap oleh tubuh, sebagai fase akhir dari metamorfosis.

Ada beberapa hal yang berbeda dari daur amfibi pada umumnya. Beberapa spesies salamander tidak perlu bermetamorfosis untuk menjadi dewasa sepenuhnya secara seksual, dan hanya akan bermetamorfosis dalam tekanan kondisi lingkungan tertentu. Banyak spesies kodok tropis meletakkan telurnya di darat, di mana kecebong bermetamorfosis di dalam telur. Ketika mereka menetas, mereka menjadi dewasa yang belum benar-benar matang, terkadang masih memiliki ekor yang dalam beberapa hari kemudian diserap kembali.

Metamorfosis Kupu-kupu

Wikipedia menjelaskan bahwa metamorfosis adalah suatu proses Biologi di mana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas. Proses ini melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel.

Perubahan ini bisa dibilang adalah tahap demi tahap yang harus dilalui sebelum seekor hewan mengalami bentuk yang sempurna. Metamorfosis ini hadir dalam 2 wujud, yakni metamorfosis sempurna (hemimetabolisme) dan metamorphosis sempurna (holometabolisme).

Mengapa disebut sempurna dan tidak sempurna? Pasti karena ada yang membedakan kedua jenis metamorphosis itu, bukan? Tentu saja. Mau tahu alasannya? Perhatikan hewan jenis insekta/serangga di sekitar Kamu.

Capung, jangkrik, belalang, adalah insekta yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, mereka menjadi hewan dewasa setelah berubah dari bentuk nimfa. Perkembangan larva berlangsung pada fase pertumbuhan berulang dan ekdisis (pergantian kulit).

Sementara kupu-kupu mengalami tahapan yang lebih panjang lagi sebelum menjadi kupu-kupu dewasa. Pertama kali, kupu-kupu akan bertelur. Telur kupu-kupu bisanya akan menempel di dedaunan. Telur kemudian menjadi ulat. Makanya, ulat paling sering berada di daun, karena sebelumnya telur kupu-kupu yang menjadi cikal bakal ulat ini terdapat di daun. Setelah ulat menjadi besar dan memanjang, ia akan berubah menjadi kepompong. Dalam bahasa ilmiah, kita menyebutnya pupa atau chrysalis.

metamorfosa-kupu-kupu.JPG

Di dalam pupa, cairan pencernaan akan dikeluarkan untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Setelah beberapa lama, dari kepompong tersebut akan keluar seekor kupu-kupu yang masih muda. Tidak berapa lama kemudian menjadi kupu-kupu dewasa.

Capung betina tidak akan kawin lagi setelah pembuahan. Namun, hal ini bukanlah masalah bagi jenis jantan Calopteryx virgo. Dengan menggunakan kait pada ekornya, capung jantan menangkap betinanya di lehernya (1). Sang betina melilitkan kakinya di sekitar ekor capung jantan. Pejantan dengan menggunakan sambungan khusus di ekornya (2), membersihkan mani yang mungkin tertinggal dari pejantan lain. Kemudian, dia memasukkan maninya ke dalam rongga kelamin sang betina. Karena peristiwa ini memakan waktu berjam-jam, mereka kadangkala terbang dalam posisi berhimpitan. Capung meninggalkan telur dewasa di kedangkalan danau atau kolam (3). Begitu kepompong menetas dari telur, kepompong tinggal di dalam air selama tiga sampai empat tahun (4). Selama masa tersebut, kepompong juga makan di dalam air (5). Karena itu, ia diciptakan dengan tubuh yang mampu berenang cepat untuk dapat menangkap ikan dan menjepitnya dengan cukup kuat untuk mencabik-cabik mangsanya. Dengan tumbuhnya kepompong, kulit yang membungkus tubuhnya menguat. Ia melepaskan kulit tersebut dalam empat masa yang berbeda. Ketika sampai pada perubahan terakhir, ia meninggalkan air dan mulai mendaki tumbuhan tinggi atau batu (6). Ia mendaki hingga kakinya terpancang kokoh. Kemudian, ia melindungi dirinya sendiri dengan bantuan penjepit di ujung kaki-kakinya. Sekali terpeleset dan terjatuh berarti kematian pada saat itu.

Tahap terakhir berbeda dengan empat tahap sebelumnya, inilah masa ketika Allah membentuk capung menjadi makhluk yang dapat terbang melalui peralihan yang mengagumkan.

Punggung kepompong pertama-tama terbelah (7). Belahan itu melebar dan menjadi celah terbuka, tempat makhluk baru yang sangat berbeda dari bentuk sebelumnya, berjuang untuk keluar. Tubuh yang sangat rentan ini dilindungi dengan ikatan yang ditarik dari makhluk sebelumnya (8) Ikatan ini diciptakan mempunyai kebeningan dan kelenturan yang sempurna. Jika tidak demikian ikatan akan putus dan tidak bisa dibawa, yang bisa berarti bahwa ulat tersebut dapat terjatuh ke dalam air dan mati.






Di samping itu, terdapat serangkaian cara khusus yang membantu capung memecahkan kulit kepompongnya. Tubuh capung menyusut dan mengeriput di dalam tubuh lamanya. Untuk “membuka” kepompong tersebut, suatu sistem pompa dan cairan tubuh khusus diciptakan untuk digunakan pada proses ini. Bagian tubuh yang mengeriput ini menggembung dengan memompakan cairan tubuhnya setelah berhasil keluar dari celah kepompong (9). Sementara itu, larutan-larutan kimiawi mulai memutus ikatan antara kaki baru dengan kaki lama tanpa merusaknya. Proses ini sangat sempurna meskipun akan menimbulkan kerusakan seandainya satu kaki terjebak. Kaki-kaki tersebut dibiarkan mengering dan mengeras selama sekitar dua puluh menit sebelum digunakan.



Sayap-sayapnya sudah terbentuk sempurna namun masih dalam keadaan terlipat. Cairan tubuh dipompakan dengan pengerutan tubuh yang kuat ke dalam jaringan sayap (10). Sayap tersebut mengering setelah meregang (11).




Setelah capung meninggalkan tubuh lamanya dan mengering dengan sempurna, capung mencoba seluruh kaki dan sayapnya. Kaki-kaki dilipat dan diregangkan satu demi satu dan sayapnya dinaik-turunkan.

Akhirnya, serangga ini mencapai bentuk yang dirancang untuk terbang. Sangatlah sulit bagi siapa pun untuk mempercayai bahwa makhluk yang terbang sempurna ini sama dengan makhluk yang menyerupai ulat yang meninggalkan air (12). Capung memompakan kelebihan cairan keluar, untuk menyeimbangkan sistemnya. Metamorfosis selesai dan sang capung siap mengudara.

Kita menyaksikan kemustahilan pernyataan teori evolusi kembali ketika kita mencoba dengan menggunakan akal untuk menemukan asal mula peralihan yang menakjubkan ini. Teori evolusi menyatakan bahwa semua makhluk muncul melalui perubahan acak. Padahal, metamorfosis capung merupakan suatu proses yang sangat rumit dan tidak memberi celah bahkan untuk satu kesalahan kecil pun pada tiap-tiap tahap yang dilaluinya. Rintangan terkecil dalam setiap tahap ini akan mengakibatkan metamorfosis tidak sempurna yang mengakibatkan luka atau kematian capung. Metamorfosis benar-benar merupakan daur hidup dengan “kerumitan yang tak tersederhanakan” sehingga menjadi bukti perancangan yang nyata.

Pendeknya, metamorfosis capung merupakan satu dari sekian banyak bukti nyata mengenai betapa sempurnanya Allah menciptakan makhluk hidup. Seni mengagumkan dari Allah terwujud dengan sendirinya bahkan dalam seekor serangga

Belalang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dissosteira carolina

Dissosteira carolina

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:

Animalia

Filum:

Arthropoda

Kelas:

Insecta

Upaordo:

Caelifera

Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan.

Metamorphosis tidak sempurna merupakan metamorphosis yang melewati 2 tahapan yaitu dari telur menjadi nimfa kemudian menjadi hewan dewasa. Biasanya metamorfosis ini terjadi pada serangga seperti capung, belalang, jangkrik dan lainnya.Berikut adalah proses metamorfosis tidak sempurna :


Jangkrik

Gryllidae

The common black cricket, Gryllus assimilis

The common black cricket, Gryllus assimilis

Jangkrik, familia Gryllidae, adalah serangga yang berkerabat dengan belalang, memiliki tubuh rata dan antena panjang. Jangkrik adalah omnivora, dikenal dengan suaranya yang hanya dihasilkan oleh jangkrik jantan. Suara ini digunakan untuk menarik betina dan menolak jantan lainnya. Suara jangkrik ini semakin keras dengan naiknya suhu sekitar. Ada sekitar 900 spesies jangkrik.

Jangkrik telah dipelihara manusia sejak lama, dan di Asia dianggap sebagai pembawa keberuntungan. Adu jangkrik adalah sejenis permainan judi. Di Caraguatatuba, Brazil, jangkrik hitam di dalam ruangan dipercaya sebagai tanda datangnya penyakit, jangkrik hijau harapan, dan jangkrik kelabu uang. Dalam komedi, suara jangkrik biasanya digunakan untuk menandakan lawakan yang tidak lucu dan tidak membuat orang tertawa.